UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI
TUGAS BAHASA INDONESIA 2
TEORI LAPORAN KEUANGAN
Nama : Diana Mufida
NPM : 22212049
Kelas : 3EB17
Fakultas : Ekonomi
Universitas Gunadarma
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada saya, sehingga saya berhasil
menyelesaikan tulisan ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “TEORI LAPORAN KEUANGAN”.
Tulisan ini berisikan tentang informasi Laporan Keuangan sebagai
salah satu Pembahasan dalam Mata Kuliah
Bahasa Indonesia 2.
Saya menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam penyusunan tulisan ini dari awal sampai akhir.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala urusan kita. Amin
Bekasi, 05 Oktober 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………….. 2
DAFTAR ISI ……………………………………………………………..... 3
BAB I PENDAHULUAN
………………………………………... . 5
1.1 Latar Belakang …………………………................... 5
1.2 Rumusan Masalah …………………………...……..
5
1.3 Tujuan Penulisan …………………………….…….
6
1.4 Manfaat Penulisan …………………………………. 6
1.5 Metode Pengumpulan Data …...…………………...
6
1.6 Metode Penulisan …..……...………………………. 6
BAB II PEMBAHASAN
…………………………………………… 8
2.1 Definisi Laporan Keuangan ………..………………
8
2.2 Tujuan Laporan Keuangan ………...……………….
8
2.3 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
..……… 9
2.4 Keterbatasan Laporan Keuangan ……………...…...
11
2.5 Pihak-Pihak
yang Berkepentingan terhadap
Laporan
Keuangan …………………………..…… 12
2.6 Susunan Laporan Keuangan ……….……………..
14
2.6.1 Neraca ...…….……………………………... 14
2.6.2 Penggolongan Aktiva, Utang dan Modal …. 15
2.6.3 Bentuk Neraca .………..…………………...
20
2.6.4 Laporan Laba Rugi …………………………. 21
2.6.5 Susunan Laporan Laba Rugi .……………... 21
2.6.6 Bentuk Laporan Laba Rugi ………………... 24
2.6.7 Alokasi Pajak .……………………………... 24
2.6.8 Perubahan Modal ……………………….…. 24
2.6.9 Laporan Arus Kas .…….…………………... 25
BAB V PENUTUP ………………………………………………… 25
3.1 Kesimpulan ………………………………………... 25
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………..
26
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa yang
memiliki fungsi menyediakan data kuantitatif terutama yang mempunyai sifat
keuangan, dari kesatuan usaha ekonomi yang dapat digunakan dalam pengambilan
keputusan-keputusan ekonomi dalam memilih alternatif-alternatif dari suatu
keadaan. Agar fungsi akuntansi dapat tercapai, yaitu menyediakan data yang
dapat digunakan dalam pengambilan keputusan, disusun prinsip akuntansi.
Penyusun prinsip akuntansi didasarkan pada asumsi-asumsi dan konsep-konsep
dasar. Prinsip akuntansi yang berlaku biasanya dapat diterapkan melalui
berbagai metode dan prosedur.
Akuntansi disebut sebagai bahasa bisnis
karena merupakan suatu alat untuk menyampaikan informasi keuangan kepada
pihak-pihak yang memerlukannya. Semakin baik kita mengerti bahasa tersebut,
maka semakin baik pula keputusan kita dalam mengambil keputusan untuk masa yang
akan datang, dan semakin baik pula kita dalam mengelola keuangan. Untuk
menyampaikan informasi-informasi tersebut, maka digunakan laporan akuntansi
atau yang biasa disebut laporan keuangan. Laporan keuangan suatu perusahaan
biasanya terdiri dari empat jenis laporan, yaitu neraca, laporan laba rugi,
laporan perubahan modal dan laporan arus kas.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan
masalah yang akan dibahas pada penulisan ini adalah:
1. Definisi Laporan Keuangan
2. Tujuan Laporan Keuangan
3. Karakteristik Kualitatif Laporan
Keuangan
4.
Keterbatasan
Laporan Keuangan
5. Pihak-Pihak yang
Berkepentingan terhadap Laporan Keuangan
6.
Susunan Laporan Keuangan
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dibuatnya tulisan ini adalah:
1. untuk mengetahui
teori laporan keuangan beserta susunannya dan untuk mengetahui pos-pos apa saja
yang terdapat dalam laporan keuangan.
2. Untuk
menambah wawasan dan pengetahuan seputar laporan keuangan
3. Untuk
memenhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia 2.
1.4 Manfaat Penulisan
Bagi peserta didik tulisan ini dapat
digunakan sebagai referensi tentang laporan keuangan juga untuk menambah
wawasan dan informasi seputar laporan keuangan, susunan laporan keuangan, tujuan laporan keuangan, karakteristik kualitatif laporan keuangan, keterbatasan laporan keuangan, pihak-pihak yang berkepentingan terhadap
laporan keuangan, neraca, penggolongan aktiva, utang dan modal,
utang dan ekuitas, bentuk neraca, laporan laba rugi, susunan laporan laba rugi,
bentuk laporan laba rugi, laporan perubahan modal serta laporan arus kas.
1.5 Metode
Pengumpulan Data
Metode
pengumpula data yang digunakan adalah metode kepustakaan, saya mengambil informasi
dari beberapa buku-buku
sumber yang terkait.
1.6 Metode
Penulisan
BAB I Pendahuluan yang
berisi Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Manfaat Penulisan,
Metode Pengumpulan Data dan Metode Penulisan.
BAB II
Pembahasan yang berisi Definisi Laporan Keuangan, Susunan Laporan Keuangan, Tujuan Laporan Keuangan, Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan, Keterbatasan Laporan Keuangan, Pihak-Pihak yang Berkepentingan terhadap
Laporan Keuangan, Neraca, Penggolongan Aktiva, Utang dan Modal,
Utang dan Ekuitas, Bentuk Neraca, Laporan Laba Rugi, Susunan Laporan Laba Rugi,
Bentuk Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Modal serta Laporan Arus Kas.
BAB III Penutup yang
berisi Kesimpulan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu
proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan
yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan ini dibuat
oleh manajemen dengan tujuan untuk mempertanggung jawabkan tugas-tugas yang
dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan. Disamping itu laporan
keuangan dapat juga digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan lainnya yaitu
sebagai laporan kepada pihak-pihak diluar perusahaan.
Di sisi lain Farid dan Siswanto mengatakan “Laporan
keuangan merupakan informasi yang diharapkan mampu memberikan bantuan kepada
pengguna untuk membuat keputusan ekonomi yang bersifat financial.”
Lebih lanjut Munawir mengatakan “Laporan keuangan
merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan
posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang
bersangkutan.” Dengan begitu laporan keuangan diharapkan akan membantu bagi
para pengguna untuk membuat keputusan ekonomi yang bersifat financial.
2.2 Tujuan Laporan Keuangan
Di dalam Statement of Financial Accounting Concepts
(SFAC) dinyatakan bahwa pelaporan keuangan harus menyajikan informasi yang :
a)
Berguna
bagi investor dan kreditur yang ada dan yang potensial dan pemakaian lainnya
dalam membuat keputusan untuk investasi, pemberian kredit dan keputusan
lainnya. Informasi yang dihasilkan itu harus memadai bagi mereka yang mempunyai
pengetahuan yang cukup tentang kegiatan dan usaha perusahaan dan
peristiwa-peristiwa ekonomi, serta bermaksud untuk menelaah informasi-informasi
itu secara sungguh-sungguh.
b)
Dapat
membantu investor dan kreditur yang ada yang berpotensial dan pemakai lainnya
untuk menaksir jumlah,waktu dan ketidakpastian dari penerimaan uang di masa
yang akan datang yang berasal dari dividen atau bunga dan dari penerimaan uang
yang berasal dari penjuala,pelunasan atau jatuh temponya surat-surat berharga
atau pinjaman-pinjaman.
c)
Menunjukkan
sumber-sumber ekonomi dari suatu perusahaan, klaim atas sumber-sumber tersebut
(kewajiban perusahaan untuk mentransfer sumber-sumber ke perusahaan lain dan
pemilik perusahaan), dan pengaruh dari transaksi-transaksi,kejadian-kejadian
dan keadaan-keadaan yang mempengaruhi sumber-sumber dan klaim atas
sumber-sumber tersebut.
Tujuan laporan keuangan menurut Kerangka dasar
penyyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (IAI,1994) adalah: Tujuan laporan keuangan
adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
2.3 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
Karakteristik kualitatif merupakan cirri khas yang
membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat
karakteristik kualitatif pokok yaitu : dapat dipahami, relevan, keandalan, dan
dapat diperbandingkan (IAI, 2002, hal.7-12)
2.3.1
Dapat
dipahami
Informasi yang
berkualitas adalah informasi yang dengan mudah dan segera dapat dipahami oleh
pemakainya. Pemakai informasi diasumsikan mempunyai pengetahuan yang menandai
mengenai aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari
informasi dengan ketekunan yang wajar.
2.3.2
Relevan
Informasi
mempunyai kualitas relevan bila dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai,
yaitu dengan cara dapat berguna untuk
mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan, menegaskan, atau
mengoreksi, hasil evaluasi mereka di masa lalu.
2.3.3
Keandalan
Informasi juga
harus andal (reliable). Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari
pengertian yang menyesatkan, kesalahan, material, dan dapat diandalkan
pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful representation)
yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.
a.
Penyajian
jujur
Agar dapat diandalkan informasi harus menggambarkan
dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau
yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan.
b.
Subtansi
mengungguli bentuk
Jika informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan
jujur transaksi serta peristiwa lain yang seharusnya diajikan, maka peritiwa
tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan subtansi dan realitas
ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya.
c.
Netralitas
Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum
pemakai, dan tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu.
d.
Pertimbangan
sehat
Ketidakpastian yang dilaporan dihadapi dalam
penyusunan laporan keuangan diakui dengan mengungkapkan hakikat serta
tingkatnya dan dengan menggunakan pertimbangan sehat (prudence) dalam
penyusunan laporan keuangan.
e.
Kelengkapan
Agar dapat di andalkan, informasi dalam laporan keuangan
harus lengkap dalam batasan materialitas dan biaya.
2.3.4
Dapat
dibandingkan
Pemakaian harus dapat membandingkan laporan keuangan
perusahaan antarperiode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan
kinerja keuangan, untuk mengevaluasi posisi keuangan kinerja serta perubahan
posisi keuangan secara relatif. Oleh karenanya, pengukuran dan penyajian
transaksi yang sama harus dilakukan secara konsisten.
2.4 Keterbatasan
Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang dihasilkan mempunyai beberapa
keterbatasan seperti cukup berarti, konservatif, dan sifat-sifat khusus dari
suatu industri. Berikut ini diuraikan setiap batasan tersebut.
2.4.1
Cukup
Berarti (Materiality)
Pada dasarnya
akuntansi itu disusun diatas landasan dasar teori yang akan diterapkan untuk
mencatat transaksi-transaksi yang terjadi dalam suatu cara terentu. Akan
tetapi, dalam pelaksanaan tidak semua transaksi diperkakukan sesuai dengan
teori. Biasanya transaksi-ttransaksi yang jumlahnya cukup besar diperlakukan
sesuai dengan teori, tetapi untuk transaksi-transaksi yang jumlahnya kecil yang
tidak akan mempengaruhi pos-pos lain bias diperlakukan menyimpang.
Beberapa pedoman
umum yang dapat digunakan untuk menentukan apakah cukup berarti atau tidak,
adalah sebagai berikut :
Aspek kuantitatif, berdasarkan pada
jumlah absolut.
Aspek kualitatif, mempertimbangkan
karakteristik dari lingkungan.
2.4.2
Konservatif
Konservatif
merupakan sikap yang diambil oleh akuntan dalam menghadapi dua atau lebih
artenatif dalam penyusunan laporan keuangan. Apabila lebih dari satu alternatif
tersedia maka sikap konservatif ini cenderung memilih alternatif yang gtidak
akan membuat aktiva dan pendapatan terlalu besar. Masalah ini timbul jika ada
lebih dari satu alternatif atau bias juga timbul dalam hal suatu jumlah itu belum
dapat dipastikan.
Sikap
konservatif ini berasal dari sejarah perkembangan akuntansi dimasa lalu. Pada
saat itu yang penting adalah neraca dan penyusunan ditujukan pada para
kreditur. Untuk menjaga keamanan pinjaman dari kreditur, penekanan pada
penyusunan lapora keuangan adalah pada jumlah-jumlah aktiva. Lebih baik aktiva
dinyatakan terlalu kecil dibandingkan dengan menyatakan dengan jumlah yang
terlalu besar.
2.4.3
Sifat
Khusus Suatu Industri
Industri-industri
yang mempunyai sifat-sifat khusus seperti bank, asuransi dan lain-lain sering
kali memerlukan prinsip akuntansi yang berbeda dengan industri-industri
lainnya. Juga karena adanya peraturan-peraturan dari pemerintah terhadap
industri-industri khusus ini akan mengakibatkan adanya prinsip-prinsip
akuntansi tertentu yang berbeda dengan yang umumnya digunakan.
2.5 Pihak-Pihak yang Berkepentingan terhadap
Laporan Keuangan
Banyak pihak
yang mempunyai kepentingan untuk mengetahui lebih mendalam tentang laporan
keuangan oleh perusahaan. Masing-masing pihak mempunyai kepentingan dan tujuan
tersendiri terhadap laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan. Ada
beberapa pihak yang mempunyai kepentingan terhadap laporan keuangan, antara
lain:
2.5.1
Bagi Masyarakat
Bagi
masyarakat luas merupakan suatu jaminan terhadap uang yang disimpan di bank.
Jaminan ini diperoleh dari laporan keuangan yang ada dengan melihat angka-angka
yang ada di laporan keuangan. Dengan adanya laporan keuangan, pemilik dana
dapat mengetahui kondisi bank bersangkutan. Selain itu dengan diumumkannya laporan
keuangan secara luas, maka bonafiditas dari bank yang bersangkutan akan
diketahui dengan mudah, sehingga bagi calon debitur akan dapat memilih bank
mana yang akan mampu membiayai proyeknya.
2.5.2
Bagi Pemilik/Pemegang Saham
Bagi
pemegang saham sebagai pemilik, memiliki kepentingan terhadap laporan keuangan
untuk kemajuan perusahaan dalam menciptakan laba dan pengembangan usaha bank
tersebut. Jika dianggap tidak memuaskan maka kemungkinan manajemen yang ada
sekarang segera akan diganti dan sebaliknya. Penilaian pemegang saham akan
lebih ditekankan pada kemampuan manajemen dalam mengembangkan modalnya untuk
memperoleh laba yang rasional, dan kemampuan manajemen bank yang bersangkutan
dalam mendukung perkembangan usahanya.
2.5.3
Bagi Pemerintah
Bagi
pemerintah, baik bank pemerintah maupun bank swasta adalah untuk mengetahui
kemajuan dan kepatuhan bank dalam melaksanakan kebijakan moneter dan
pengembangan sektor-sektor industri tertentu. Mengingat kedudukannya yang
sangat strategis tersebut tidaklah mengherankan apabila Bank Indonesia merasa
perlu mengadakan pengawasan dan pembinaan yang intensif terhadap bank-bank
pemerintah maupun bank-bank swasta. Bahkan jika perlu akan ikut campur tangan
langsung apabila ada suatu bank mengalami berbagai kesulitan yang serius, dan sudah
tentu hal ini pula cukup melegakan para penyimpan dana.
2.5.4
Bagi Perpajakan
Pihak
pajak akan dapat lebih mudah menjalankan tugasnya dalam menetapkan besarnya
pajak perseroan bagi bank yang bersangkutan, dengan mempelajari laporan
keuangan yang telah diumumkan. Hal ini karena laba bank yang bersangkutan akan
terlihat jelas dari laporan laba rugi. Selain dari itu dapat untuk mengukur
kewajaran laba atau rugi yang diumumkan tersebut pihak pajak juga akan dapat
membandingkanya dengan bank-bank lain yang sejenis.
2.5.5
Bagi Karyawan
Karyawan
berkepentingan untuk mengetahui kondisi keuangan bank, sehingga mereka juga
merasa perlu mengharapkan peningkatkan kesejahteraan apabila bank memperoleh
keuntungan dan sebaliknya. Hal ini dikarenakan bank sebagai perusahaan jasa memang
selayaknya kesejahteraan para karyawan harus mendapatkan perhatian yang lebih,
mengingat para karyawan tersebut merupakan faktor produksinya yang utama. Di
samping itu dengan mengetahui perkembangan keuangannya para karyawan juga
berkepentingan terhadap penghasilan yang diterimanya tiap akhir tahun apakah
sudah sepadan dengan pengorbanan yang diberikan kepada bank di mana ia bekerja.
2.5.6
Manajemen Bank
Untuk
menilai kinerja manajemen bank dalam mencapai target-target yang telah
ditetapkan. Kemudian juga untuk menilai kinerja manajemen dalam megelola sumber
daya yang dimilikinya.
2.6.1
Susunan Laporan Keuangan
2.6.1 Neraca
Neraca adalah laporan
yang menunjukkan keadaan keuangan suatu unit usaha pada tanggal tertentu.
Keadaan keuangan ini ditunjukkan dengan jumlah harta yang dimiliki yang disebut
aktiva dan jumlah kewajiban perusahaan yang disebut pasiva atau dengan kata
lain, aktiva adalah investasi di dalam perusahaan dan pasiva merupakan
sumber-sumber yang digunakan untuk investasi tertentu. Bila disusun dalam bentuk
persamaan maka akan nampak bahwa:
Aktiva = Utang +
Modal
Dalam pengertian
aktiva, selain barang-barang dan hak-hak yang dimiliki, didalamnya termasuk
juga biaya-biaya yang belum dibebankan dlam periode yang bersangkutan, tetapi
akan dibebankan pada periode-periode yang akan datang. Utang merupakan milik
kreditur yang ditanamkan dalam perusahaan dan jumlah-jumlah ini merupakan
kewajiban perusahaan yang harus dilunasi. Cara pelunasan utang ini
bermacam-macam, bisa dengan uang ataupun dengan barang atau jasa. Modal
menunjukkan jumlah milik para pemilik yang ditanamkan dalam perusahaan.
Biasanya aktiva dan utang akan dikelompokkan dalam kelompok lancer (jangka
pendek) dan tidak lancer (tetap). Pengelompokan seperti ini akan memungkinkan
dihitungnya modal kerja perusahaan yaitu selisih antara aktiva lancer dengan
utang lancar.
2.6.2 Penggolongan
Aktiva, Utang dan Modal
Susunan aktiva dan pasiva di
alam neraca adalah sebagai berikut ;
Harta-harta/ Aktiva
Aktiva lancar
Investasi jangka panjang
Aktiva tetap berwujud
Aktiva tidak berwujud
Aktiva/harta lainnya
Utang-utang
dan Modal Sendiri
Utang-utang
Utang-utang lancar
Pendapatan yang diterima di muka
Utang-utang jangka panjang
Utang-utang lain
Modal
sendiri
Modal saham yang disetor
Agio/disagio saham
Cadangan-cadangan
Laba tidak dibagi
Pembahasan:
a)
Aktiva
Suatu aktiva mempunyai
tiga sifat pokok: (a) mempunyai kemungkinan manfaat di masa datang yang
berbentuk kemampuan ( baik sendiri ataupun kombinasi dengan aktiva lainnya)
untuk menyumbang pada aliran kas masuk di masa datang baik langsung maupun
secara tidak langsung, (b) suatu badan usaha tertentu dapat memperoleh
manfaatnya dan mengawasi manfaat tersebut, (c) transaksi-transaksi yang
menyebabkan timbulnya hak perusahaan untuk memperoleh dan mengawasi manfaat
tersebut sudah terjadi.
(a) Aktiva
Lancar
Yang dimaksud dengan
aktiva lancar adalah uang kas dan aktiva-aktiva lain atau sumber-sumber yang
diharapkan akan direalisasi menjadi uang kas atau dijual atau dikonsumsi selama
siklus usaha perusahaan yang normal atau dalam waktu satu tahun, mana yang
lebih lama. Elemen-elemen yang termasuk dalam golongan aktiva lancar ialah :
o
Kas
yang tersedia untuk usaha sekarang dan elemen-elemen yang dapat disamakan
dengan kas, misalnya cek, money order, pos wesel dan lain-lain.
o
Surat-surat
berharga yang meruoakan investasi jangka pendek.
o
Piutang
dagang dan piutang wesel.
o
Piutang
pegawai, anak perusahaan dan pihak-pihak lain, jika akan diterima dalam waktu
satu tahun.
o
Piutang
angsuran dan piutang wesel angsuran, jika merupakan hal yang umum dalam
perdagangan dan akan dilunasi dalam jangka waktu satu tahun.
o
Persediaan
barang dagangan, bahan mentah, barang dalam proses, barang jadi, bahan-bahan
pembantu dan bahan-bahan serta suku cadang yang dipakai dalam pemeliharaan
alat-alat/mesin-mesin.
o
Biaya-biaya
yang dibayar di muka seperti asuransi, bunga, sewa, pajak-pajak, bahan pembantu
dan lain-lain.
(b) Investasi
Jangka Panjang
Ini merupakan aktiva
tidak lancar yang didalamnya termasuk beberapa macam investasi yang bisa
berbentuk surat-surat berharga, penyisihan dana, dan investasi jangka panjang
yang lain.
(c) Aktiva
Tetap Berwujud
Dipakai untuk
melaporkan kelompok aktiva tetap berwujud itu bermacam-macam, tergantung pada
jenis perusahaannya.
(d) Aktiva Tetap Tidak Berwujud
Dilaporkan hak-hak
jangka panjang yang sifatnya tidak berwujud yang dimiliki oleh perusahaan
seperti goodwill, hak paten, merek dagang, hak cipta dan lain-lain.
(e) Aktiva/Harta
Lain-lain
Dipakai untuk
melaporkan aktiva-aktiva yang tidak dapat dimasukkan dalam kelompok-kelompok
lain seperti misalnya titipan kepada penjual untuk menjamin tersebut sudah
terjadi.
b)
Utang-utang
dan Ekuitas
Utang adalah
pengorbanan manfaat ekonomis yang akan timbul di masa yang akan datang yang
disebabkan oleh kewajiban-kewajiban di saat sekarang dari suatu badan usaha
yang akan dipenuhi dengan mentransfer aktiva atau memberikan jasa kepada badan
usaha lain di masa datang sebagai akibat dari transaksi-transaksi yang sudah
lalu. Ekuitas adalah hak milik sisa (residual interest) dalam aktiva suatu
badan usaha yang tersisa sesudah dikurangi utang. Dalam suatu badan usaha,
ekuitas adalah hak dari pemilik.
(a) Utang
Lancar
Utang lancar atau utang
jangka pendek adalah utang-utang yang pelunasannya akan memerlukan penggunaan
sumber-sumber yang digolongkan dalam aktiva lancar atau dengan menimbulkan
suatu utang baru. Yang termasuk kelompok utang lancar adalah :
o
Utang
dagang
o
Utang
wesel
o
Taksiran
utang pajak
o
Utang
biaya
o
Utang-utang
lain yang akan dibayar dalam waktu 12 bulan.
(b) Pendapatan
yang Diterima di Muka
Yang dilaporkan dalam
judul ini adalah penerimaan-penerimaan yang tidak merupakan pendapatan untuk
periode yang bersangkutan.
(c) Utang
Jangka Panjang
Didalam judul ini
dilaporkan utang-utang yang pelunasannya tidak menggunakan sumber-sumber yang
digolongkan sebagai aktiva lancar, misalnya utang obligasi, utang wesel jangka
panjang dan lain-lain utang yang sifatnya sama.
(d) Utang-utang
Lain
Utang-utang yang tidak
dilaporkan dalam judul di atas, dilaporkan dengan judul utang-utang lain. Utang-utang
yang mungkin timbul karena aktivitas di masa lalu disebut utang-utang yang
belum pasti (contingent liability). Utang-utang seperti ini ditunjukkan dalam
neraca dengan cara catatan kaki. Yang termasuk utang-utang yang belum pasti
misalnya piutang wesel didiskontokan, sengketa hukum, pajak, dan beban-beban
lain yang belum pasti, dan garansi-garansi yang diberikan.
c)
Ekuitas
Ekuitas adalah
perbedaan antara aktiva dengan utang dan merupakan kewajiban perusahaan kepada
pemilik. Dalam perusahaan perseorangan, ekuitas ditunjukkan dalam satu rekening
yang diberikan nama ekuitas. Dalam perusahaan yang berbentuk firma ekuitas
ditunjukkan dalam rekening ekuitas masing-masing anggota. Dalam perusahaan yang berbentuk perseroan
ekuitas ditunjukkan dengan rekening ekuitas yang terdiri beberapa elemen
sebagai berikut :
(a) Modal
Disetor
Adalah jumlah
uang yang disetorkan oleh pemegang saham dan biasanya dibagi dalam 2 kelompok
yaitu modal saham dan agio/disagio saham.
(b) Laba
Tidak Dibagi
Merupakan
kumpulan laba tahun-tahun sebelumnya yang tidak dibagi sebagai dividen. Laba
tidak dibagi merupakan elemen modal yang berasal dari dalam perusahaan. Apabila
laba tidak dibagi saldonya debit, biasanya disebut deficit.
(c) Modal
Penilaian Kembali
Selisih antara
nilai buku lama dengan nilai buku yang baru dicatat sebagai modal penilaian
kembali.
(d) Modal
Sumbangan
Modal sumbangan
ini timbul apabila perusahaan memperoleh aktiva yang berasal dari sumbangan.
(e) Modal
Lain-lain
Dalam kelompok
ini dilaporkan modal perusahaan yang tidak dapat dimasukkan dalam salah satu
kelompok di atas.
2.6.3 Bentuk
Neraca
Neraca dapat disusun
dalam beberapa bentuk yang berbeda, di mana urut-urutan kelompok baik aktiva
maupun pasiva juga berbeda-beda. Bentuk neraca yang sering ditemui dalam
praktik ada 2 macam yaitu bentuk rekening T dan bentuk laporan.
a)
Bentuk Rekening T, dimana aktiva disusun dibagian kiri dengan
urut-urutan sebagai berikut:
Aktiva Lancar
Investasi Jangka Pendek
Aktiva tetap berwujud
Aktiva tetap tidak berwujud
Aktiva lain-lain
Sedang pasiva disusun
dibagian kanan dan dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu utang dan modal. Utang
disusun dengan urut-urutan sebagai berikut:
Utang Lancar
Utang dagang
Utang wesel
Uang muka langganan/titipan
Utang biaya
Utang lancer lain-lain
Pendapatan diterima di muka
Utang jangka panjang
Utang lain-lain
Modal disusun dalam neraca dengan urut-urutan
sebagai berikut:
Modal Saham Beredar
Agio/disagio saham
Modal penilaian kembali
Modal sumbangan
Modal lain-lain
Laba tidak dibagi
-
Belum ada tujuannya
-
Dicadangkan.
b)
Bentuk Laporan, dimana aktiva, utang dan modal disusun dengan urutan ke
bawah (vertikal). Perincian terhadap masing-masing kelompok baik aktiva, pasiva
maupun utang dilakukan dengan cara yang sama seperti dalam neraca bentuk
rekening T.
2.6.4 Laporan
Laba Rugi
Laporan alama rugi
adalah laporan yang menunjukkan pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya dari
suatu unit untuk suatu periode tertentu. Beberapa istilah yang digunakan dalam
laporan ini adalah:
a)
Pendapatan (Revenue)
b)
Biaya (Expense)
c)
Penghasilan (Income)
d)
Laba (Gain)
e)
Rugi (Loss)
f)
Harga perolehan (Cost)
2.6.5 Susunan
Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi
adalah laporan yang menunjukkan hasil usaha dan biaya-biaya selama suatu
periode akuntansi. Laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos brikut : pendapatan,
laba rugi usaha, beban pinjaman, bagian dari laba atau rugi perusahaan afiliasi
dan asosiasi yang diberlakukan menggunakan metode ekuitas, beban pajak, laba
atau rugi dari aktivitas normal perusahaan, pos luar biasa, hak minoritas dan
laba atau rugi bersih untuk periode berjalan.
Urut-urutan yang biasa
dibuat dalam laporan laba rugi bentuk stafel adalah sebagai berikut:
Hasil Penjualan
atau Pendapatan Jasa
Menunjukkan
jumlah hasil penjualan kepada pembeli selama satu periode akuntansi, dikurangi
return dan potongan-potongan.
a) Harga
Pokok Penjualan
Menunjukkan jumlah
harga pokok barang-barang yang dijual selama periode akuntansi yang
bersangkutan.
b) Biaya-biaya
Usaha
iaya-biaya usaha dapat
dibagi menjadi dua kelompok yaitu biaya penjualan dan biaya administrasi.
c) Pendapatan
dan Biaya Lain
Menunjukkan pendapatan
dan biaya yang sering terjadi dan yang merupakan tanggung jawab manajer
keuangan.
d) Pos
Luar Biasa
Menunjukkan jumlah laba
atau rugi yang timbul dari hal-hal yang luar biasa. Dalam PSAK No. 25 disebutkan
suatu kejadian atau transaksi dapat diklasifikasikan sebagai pos luar biasa
jika memenuhi criteria sebagai berikut bersifat tidak normal dan tidak sering
terjadi.
e) Pengaruh
Kumulatif dari Perubahan Prinsip Akuntansi
Menunjukkan akibat
kumulatif yang terjadi karena penggunaan prinsip akuntansi yang berbeda dengan
prinsip akuntansi yang digunakan dalam periode sebelumnya.
f)
Pajak Penghasilan
Yaitu pajak yang
dikenakan terhadap laba yang diperoleh perusahaan. Perhitungan pajak ini dapat
didasarkan pada laba akuntansi atau laba menurut pajak.
2.6.6 Bentuk
Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi dapat disusun dalam dua bentuk sebagai berikut:
(a)
Multiple
Step (bertahap)
Adalah bentuk laporan laba rugi di mana dilakukan
beberapa pengelompokkan terhadap pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya yang
disusun dalam urutan-urutan tertentu sehingga bisa dihitung
penghasilan-penghasilan.
(b)
Single
Step
Dalam bentuk ini tidak dilakukan pengelompokkan
pendapatan dan biaya ke dalam kelompok-kelompok usaha dan di luar usaha tetapi
hanya dipisahkan
2.6.7 Alokasi
Pajak
Pajak penghasilan yang
dikenakan atas penghasilan yang diperoleh dilaporkan mengurangi penghasilan
dalam laporan laba rugi karena penghasilan dalam suatu periode itu terdiri dari
dua unsur yaitu penghasilan usaha yang rutin dan penghasilan luar biasa. Pajak
penghasilan yang dibebankan ke dalam laporan laba rugi harus dipisahkan
perhitungannya dengan utang pajak yang akan dilaporkan dalam neraca.
2.6.8
Perubahan
Modal
Perusahaan dengan
bentuk perseroan, perubahan modalnya ditunjukkan di dalam laporan laba tidak
dibagi (retained earnings). Di dalam laporan ini ditunjukkan laba tidak dibagi
awal periode, ditambah dengan laba seperti yang tercantum di dalam laporan
perhitungan laba rugi dan dikurangi dengan deviden yang diumumkan selama
periode yang bersangkutan. Karena laporan laba rugi dapat disusun dengan cara
all inclusive atau current operating performance, maka susunan laporan laba
tidak dibagi juga akan berbeda, tergantung kepada laporan perhitungan laba
rugi.
2.6.9 Laporan
Arus Kas (statement of cash Flows)
Tujuan utama laporan
arus kas adalah untuk menyajikan informasi relevan tentang penerimaan dan
pengeluaran kas suatu perusahaan selama suatu periode. Untuk mencapai tujuan
itu, aliran kas diklasifikasikan dalam tiga kelompok yang berbeda yaitu
penerimaan, dan pengeluaran kas yang berasal dari kegiatan investasi,
pembelanjaan (financing), dan kegiatan usaha.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dari
uraian yang penulis sampaikan dapat disimpulkan bahwa suatu laporan keuangan
akan bermanffat apabila informasu yang disajikan dala, laporan keuangan
tersebut dapat dipahami, relevan, andal dan dapat dibandingkan. Akan tetapi,
perlu disadari pula bahwa laporan keuangan tidak menyediakan semua informasu
yang mungkin dibutuhkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan,
karena secara umum laporan keuangan hanya mengga,barkan oengaruh keuangan dari
kejadian masa lalu dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi
non-keuangan. Walapun demikian, dalam beberapa hal perusahaan perlu menyediakan
informasi non keuangan yang mempunyai pengaruh keuangan dimasa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Baridwan Zaki. Intermediate
Accounting. Edisi 8. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2004.
Fahmi Irham. Analisis
Laporan Keuangan. Edisi 3. Bandung: Alfabeta, 2013.
0 komentar:
Posting Komentar